Aksi penolakan umat Islam terhadap
keberadaan Gua Maria Giri Wening terus berlanjut.
Minggu 6 Mei 2012 Warga dan
ormas Islam mengadakan Tabligh Akbar di Masjid At-Taqwa Bedoyo Sampang
Gedangsari Gunung Kidul D I Yogyakarta. Pengajian yang dihadiri ribuan orang
dari warga sekitar serta di dukung penuh oleh ormas-ormas Islam berjalan meriah
penuh semangat.
Ormas Islam yang hadir tidak hanya
dari Klaten dan Gunung Kidul, namun dari Jogja, Solo dan sekitarnya. Pengajian
di isi oleh Ustadzah Maria Anastasia Dwi Eny Widiastuti dari Jogja dan Ustadzah
Dewi Purnamawati dari Solo. Kedua ustadzah ini mantan aktivis Katolik.
Acara tabligh akbar dengan tema
“Menguatkan Akidah” tersebut dimulai sekitar pukul 10.00 WIB hingga 12.30
WIB. Semakin siang hadirin begitu antusias mendengarkan uraian dari kedua
ustadzah. Semangat berislam terlihat ketika gema takbir terdengar di sela-sela
pengajian.
Setelah pengajian selesai, Forum
Masyarakat Sampang dan ormas-ormas Islam yang hadir menyatakan sikap keberatan
atas keberadaan Gua Maria Giri Wening tersebut. Hadir dalam acara tersebut
Kepala Desa Sampang.
Di pihak lain aparat keamanan siap
siaga menutup jalan menuju lokasi Gua Maria Giri Wening. Satuan dari polsek
polsek terdekat dikerahkan hingga pemadam kebakaran berada disekitar lokasi
pengajian.
Sebenarnya daerah ini dibidik kaum
misionaris dari tahun 2006 pasca gempa yang melanda D I Yogyakarta dan Klaten.
Kecamatan Gedangsari Gunung Kidul D I Yogyalarta merupakan Kecamatan yang
berbatasan langsung dengan Kecamatan Wedi yang berada di Kabupaten Klaten Jawa
Tengah.
Saat itu para pastur ingin membangun
sebuah tempat air namun ternyata akhirnya membangun Gua Maria. Seperti
diketahui, misi Kristen menargetkan tahun 2020 mereka menjadi penduduk
mayoritas di Indonesia.
Pembangunan Gua Maria Giri Wening
yang berada di Desa Sampang Gedangsari Gunung Kidul dimulai pada tahun 2009.
Dalam perijinan kepada pemerintah pihak Nasrani menipu dengan dalih akan
mendirikan sebagai Taman.
Namun dalam kenyataannya taman
tersebut dilengkapi dengan Gua dan Patung Maria. Juga dalam hal tanda tangan
warga, mereka juga melakukan manipulasi. Terlebih warga sekitar Sengon Kerep
yang Nasrani hanya berjumlah 38 KK tidak memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah
akan pendirian sebuah tempat ibadah.
Sementara Imawan Wahyudi, Wakil
Bupati ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa pembangunan Gua Maria Giri Wening
memiliki 9 poin cacat hukum. Salah satunya, IMB dan izin pendirian Gua Maria
Giri Wening sampai saat ini belum di keluarkan oleh pemerintah. Akan tetapi
mengapa penggunaan Gua Maria Giri Weining untuk peribadatan terus berlangsung.
Akhirnya Forum Masyarakat
Sampang Gedangsari Gunungkidul dengan didukung ormas-ormas Islam seperti KOKAM,
Banser, MMI, HI, FUI, HTI, FKAM, Jamaah Hizbullah dan lain-lain menuntut
pemerintah untuk segera merombak Gua Maria Giri Wening dan dikembalikan seperti
semula.
Tuntutan itu disampaikan untuk
mengantisipasi terjadinya gesekan antar golongan, karena memang ditempat itu awalnya
memang tidak ada Gua ataupun Sendang. Semua modifikasi di wilayah itu dilakukan
oleh pihak Kristen Katolik untuk melancarkan program Kristenisasi di wilayah
Gedangsari.
Aksi kristenisasi itu sudah berhasil
dilakukan di wilayah Sendangsriningsih, dulu sebelum Sendangsriningsih
dibangun, umat Kristen Katolik hanya 10% dan sekarang menjadi 100%.
ConversionConversion EmoticonEmoticon